4 keutamaan bersyukur
1.
Menyebabkan Terhindarnya Siksaan
Secara gamblang ayat tersebut menyatakan bahwa Allah tidak akan menyiksa hamba Nya yang bersyukur dan beriman.
Dalam kitab Tarjamah Al-Quran Al-Hakim karangan Salim Bahreisy dan Abdullah Bahreisy frase Maa yaf ’alullaahu bi ’adzaabikum, diterjemahkan dengan ”Untuk apa Allah akan menyiksamu”. Dalam kitab The Holy Quran, karangan Yusuf Ali, frase tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Inggeris “What can God gain by your punishment…”
Dalam kitab Tafsir Jalalain
frase tersebut diberi tambahan keterangan “Pertanyaan ini berarti “tidak”, jadi
maksudnya Allah tidaklah akan menyiksamu”.
Disini kita temukan bahwa SYUKUR itu digandengkan Allah dengan IMAN. Artinya antara syukur dan iman itu saling melengkapi. Bersyukur dalam keadaan beriman, dan beriman dalam keadaan bersyukur. Bersyukur saja tidak cukup kalau belum beriman, dan beriman saja belumlah sempurna kalau tidak bersyukur. Dan bagi hambaNya yang beriman dan bersyukur, Allah tidak akan menyiksa mereka. Subhanallaah.
2.
Menyebabkan Bertambahnya Nikmat
Dan ingatlah juga tatkala Tuhan-mu
memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih””. (Ibrahim; 14 : 7)
Dalam ayat diatas, Allah menyatakan pasti akan menambah nikmat apabila hambaNya bersyukur. Janji Allah tersebut diatas dikuatkan dengan kata kata ”pasti”, dan tidak ada syarat apapun setelahnya. Artinya, secara absolut orang orang yang bersyukur akan diberi oleh Allah tambahan nikmatnya.
Pernyataan dalam ayat tersebut diatas diperkuat lagi dengan ayat lain yang menyatakan bahwa syukur seorang hamba itu adalah untuk dirinya sendiri, sedangkan Allah sama sekali tidak memerlukan syukur itu:
Bersyukurlah kepada Allah. Dan
barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri, dan barangsiapa tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji” (Luqman; 31 : 12)
3.
Balasan Syukur Adalah Mutlak Tanpa Syarat
Balasan bagi hamba yang bersyukur
itu mutlak, tanpa batasan dan tanpa syarat. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam
akhir ayat 145 Surat Ali Imran:
Dan Kami akan memberi balasan kepada
orang orang yang bersyukur (Ali Imran; 03 : 145).
Hal itu berbeda dengan janji Allah
berkenaan dengan hal hal lainnya, misalnya:
Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya
Allah-lah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang
dikehendaki-Nya, (yu’adzdzibu may yasyaa-u), dan diampuni-Nya bagi siapa yang
dikehendaki-Nya (wa yaghfiru li may yasyaa-u) . Dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (Al-Maa-idah; 05 : 40).
Begitu juga dengan Surat At-Taubah, pada penggalan dalam ayat 15 yang menyatakan:
Dan Allah menerima taubat orang yang
dikehendaki-Nya. (At-Taubah; 09 : 15).
4.
Dibenci Oleh Iblis
Karena demikian agung dan dhasyatnya
syukur itu, maka iblis sangat membenci orang orang yang bersyukur. Ketika iblis
mengetahui keagungan dan kedahsyatan syukur, iblis langsung menyusun action
program, dan membuat statement:
”Kemudian aku akan mendatangi mereka
dari hadapan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur” (Al-A’raaf; 07 : 17)
Jadi kebanyakan manusia tidak bersyukur, seperti yang telah dinyatakan oleh Allah antara lain:
Al-Isra’; 17 : 67
Jadi kebanyakan manusia tidak bersyukur, seperti yang telah dinyatakan oleh Allah antara lain:
Al-Isra’; 17 : 67
“Dan manusia itu adalah selalu tidak
berterima kasih”.
Ibrahim; 14: 34
Ibrahim; 14: 34
”Sesungguhnya manusia itu sangat
zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”
Saba’; 34 : 13
Saba’; 34 : 13
”Dan sedikit diantara hamba hamba Ku
yang bersyukur”
Al-‘Aadiyat; 100 : 6
Al-‘Aadiyat; 100 : 6
“Sesungguhnya manusia itu sangat
ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhan-nya”
itu adalah karena godaan syetan, yang memang sangat tidak menyukai melihat manusia menjadi ”abdan syakura”
itu adalah karena godaan syetan, yang memang sangat tidak menyukai melihat manusia menjadi ”abdan syakura”
Mudah-mudahan kita termemotivasi untuk senantiasa mensyukuri semua nikmat Allah dengan syukur yang sebanyak banyaknya.
Mudah mudahan mulai saat ini kita bisa meresapkan keagungan dan kedahsyatan ayat ALHAMDU LILLAAHI RABBIL ’AALAMIIN, yang kadangkala, bahkan seringkali, kita ucapkan sambil lalu saja tanpa penghayatan.
Akhirnya marilah kita selalu ingat akan sebuah doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada sahabat Mu’adz r.a.
Allahumma a’innii ’ala zikrika wa syukrika, wahusni ’ibaadatika
Ya Allah tolonglah kami untuk selalu ingat kepada Mu, untuk selalu bersyukur kepada Mu, dan untuk selalu memperbaiki ibadat kepada Mu. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar